GEMPA BUMI, SALAH SATU PENYEBABNYA ADALAH MARAKNYA MUSIK DAN PENYANYI

Jarang yang mengulas hal ini, dan yang sering berbicara adalah ahli ilmu bumi. Berbicara gempa itu karena pergeseran lempengan bumi. Mereka tidak menyentuh, siapa yang mampu menggerakkan lempengan bumi tersebut. Dan apa penyebabnya yang benar berdasarkan keterangan dari pencipta BUMI itu sendiri.

Berdasarkan hadits, maraknya MUSIK dan LAGU, penyanyi ada di mana-mana, itu salah satu sumber pemicu bencana , baik GEMPA BUMI atau yang lainnya.

Jadi sangat IRONI ketika ada penggalangan dana MUSIBAH melalui Konser Amal yang hasilnya untuk menyantuni korban musibah tersebut.

Justru seharusnya mereka tidak melakukan konser dan BERHENTI menekuni PROFESI HARAM tersebut.


GEMPA BUMI MERUPAKAN PERINGATAN DARI ALLAH KEPADA HAMBANYA

Di antara bentuk peringatan yang ALLAH berikan kepada hamba-Nya, ALLAH wujudkan dalam bentuk musibah dan bencana alam.

Terkadang dalam bentuk angin kencang yang memporak-porandakan berbagai bangunan, terkadang dalam bentuk gelombang pasang, hujan besar yang menyebabkan banjir, gempa bumi, termasuk peperangan di antara umat manusia.

Semuanya bisa menjadi potensi untuk mengingatkan manusia agar mereka takut dan berharap kepada ALLAH.

Allah Tabaaraka wa Ta'ala berfirman,

قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَاباً مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعاً وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ

Katakanlah, “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain....”

(QS. Al-An’am : 65)

SEMUA MUSIBAH, SEBABNYA ADALAH MAKSIAT

Gempa bumi, musibah yang saat ini menggelayuti perasaan takut banyak manusia bisa jadi merupakan hukuman dari Al-Jabbar (Dzat Yang Maha Perkasa), disebabkan sikap manusia yang meninggalkan aturan ALLAH, yang bergelimang dengan maksiat dan dosa.

Manusia bemaksiat kepada ALLAH, mereka melakukannya secara terang-terangan, tanpa ada rasa malu kepada ALLAH. Selanjutnya ALLAH perintahkan BUMI untuk BERGUNCANG, terjadilah gempa bumi, agar manusia mau kembali bertaubat, dan memohon ampunan kepada-Nya. Allah Tabaaraka wa Ta'ala berfirman,

وَمَا نُرْسِلُ بِالْآيَاتِ إِلَّا تَخْوِيفًا

“Tidaklah kami mengirim tanda-tanda kekuasaan itu (berupa musibah dan sejenisnya), selain dalam rangka menakut-nakuti mereka.”

(QS. Al-Isra’ : 59)

Untuk lebih menguatkan hal ini, mari kita perhatikan ayat berikut

Allah Tabaaraka wa Ta'ala berfirman,

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya ALLAH merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

(QS. Ar-Rum : 41)

ALLAH menyebut maksiat manusia sebagai makar, dan azab bisa jadi akan turun secara tiba-tiba tanpa aba-aba,

أَفَأَمِنَ الَّذِينَ مَكَرُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ يَخْسِفَ اللَّهُ بِهِمُ الْأَرْضَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لا يَشْعُرُونَ * أَوْ يَأْخُذَهُمْ فِي تَقَلُّبِهِمْ فَمَا هُمْ بِمُعْجِزِين

“Maka apakah orang-orang yang membuat makar dengan melakukan maksiat itu, merasa aman (dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh ALLAH bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari.

Atau ALLAH mengazab mereka di waktu mereka dalam perjalanan, maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak (azab itu).”

(QS. An-Nahl : 45 – 46)

ALLAH juga mengingatkan, bisa jadi balasan makar ALLAH untuk hamba-Nya yang membangkang, datang ketika mereka sedang TIDUR,

أفأمن أهل القرى أن يأتيهم بأسنا بياتاً وهم نائمون

“Apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur...?”

(QS. Al-A’raf : 97)

HUKUMAN ALLAH MENGENAI SEMUANYA

Sesungguhnya azab ALLAH, ketika menimpa sekelompok masyarakat, maka azab ini mencakup orang baik dan orang bejat, orang dewasa dan anak-anak, laki-laki_ dan perempuan. Semuanya sama-sama mendapatkan hukuman. Bahkan termasuk makhluk yang tidak memiliki dosa dan kesalahan, semacam anak-anak dan binatang sekalipun, mereka turut merasakannya.

Hal ini sebagaimana yang ditegaskan dalam hadits, dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, bahwa beliau mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

إذا ظهرت المعاصي في أمتي عمهم الله بعذاب من عنده ، فقلت يا رسول الله ، أما فيهم يومئذ أناس صالحون ؟ قال : بلى ، قلت : كيف يصنع بأولئك ؟ قال : يصيبهم ما أصاب الناس ، ثم يصيرون إلى مغفرة من الله ورضوان

“Apabila perbuatan maksiat dilakukan secara terang-terangan pada umatku, maka ALLAH akan menimpakan azab-Nya secara merata.”

Aku bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah di antara mereka saat itu ada orang-orang shalih...?

Beliau bersabda, “Benar.”

Ummu Salamah kembali bertanya, “Lalu apa yang akan diterima oleh orang ini...?

Beliau menjawab, “Mereka mendapatkan azab sebagaimana yang dirasakan masyarakat, kemudian mereka menuju ampunan ALLAH dan ridha-Nya.”

(HR. Ahmad 6 : 304)

Dalam Al-Qur'an, ALLAH menegaskan bahwa setiap musibah yang menimpa manusia, disebabkan perbuatan maksiat yang pernah mereka lakukan. Allah Tabaaraka wa Ta'ala berfirman,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Setiap musibah yang menimpa kalian, disebabkan perbuatan tangan kalian, dan ALLAH memberi ampunan terhadap banyak dosa.”

(QS. As-Syura : 30)

ALLAH juga menceritakan keadaan umat sebelum kita,

فَكُلّاً أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِباً وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

“Masing-masing Kami azab disebabkan dosa mereka.

Di antara mereka ada yang kami kirimi angin kencang, di antara mereka ada yang dimusnahkan dengan teriakan yang sangat pekak, ada yang Kami tenggelamkan.

ALLAH sama sekali tidaklah menzalimi mereka, namun mereka yang bersikap zalim pada diri mereka sendiri.”

(QS. Al-Ankabut : 40)

Ibnul Qayyim menjalaskan,

Terkadang ALLAH memerintahkan bumi untuk begetar, sehingga terjadilah gempa bumi yang besar.

Sehingga manusia pada takut, resah, kembali bertaubat, meninggalkan maksiat, dan tunduk dan menyesal kepada ALLAH.

Sebagaimana yang ditegaskan sebagian sahabat, ketika terjadi gempa bumi, beliau menyatakan,

إن ربكم يستعتبكم

“Sesungguhnya Tuhan kalian menegur kalian.”

Disebutkan oleh Imam Ahmad, dari Shafiyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,

زلزلت المدينة على عهد عمر فقال : أيها الناس ، ما هذا ؟ ما أسرع ما أحدثتم . لئن عادت لا تجدوني فيها

Pernah terjadi gempa di kota Madinah, di zaman Umar bin Khatab.

Maka Umar berceramah,

“Wahai manusia, apa yang kalian lakukan...?

Betapa cepatnya maksiat yang kalian lakukan.

Jika terjadi gempa bumi lagi, kalian tidak akan menemuiku lagi di Madinah.”

Diceritakan oleh Ibn Abi Dunya dari Anas bin Malik, bahwa beliau bersama seorang lelaki lainnya pernah menemui Aisyah.

Lelaki ini bertanya,

“Wahai Ummul Mukminin, jelaskan kepada kami tentang fenomena GEMPA BUMI...!”

Aisyah menjawab,

إذا استباحوا الزنا ، وشربوا الخمور ، وضربوا بالمعازف ، غار الله عز وجل في سمائه ، فقال للأرض : تزلزلي بهم ، فإن تابوا ونزعوا ، وإلا أهدمها عليهم

“Jika mereka sudah membiarkan zina, minum khamar, BERMAIN MUSIK, maka ALLAH yang ada di atas akan cemburu.

Kemudian ALLAH perintahkan kepada bumi,

‘Berguncanglah, jika mereka bertaubat dan meninggalkan maksiat, berhentilah. Jika tidak, hancurkan mereka’.”

Orang ini bertanya lagi, “Wahai Ummul Mukminin, apakah itu siksa untuk mereka...?”

Beliau menjawab,

بل موعظة ورحمة للمؤمنين ، ونكالاً وعذاباً وسخطاً على الكافرين ..

“Itu adalah peringatan dan rahmat bagi kaum mukminin, serta hukuman, azab, dan murka untuk orang kafir.”

(Al-Jawab Al-Kafi, Hal. 87–88)

Dari pernyataan Umar, beliau memahami bahwa penyebab terjadinya gempa di Madinah adalah perbuatan maksiat yang dilakukan masyarakat yang tinggal di Madinah.

Pernyataan ini disampaikan kepada para sahabat dan mereka tidak mengingkarinya. Ini menunjukkan bahwa mereka sepakat dengan pemahaman Umar radhiyallahu ‘anhu.

Hal yang semisal juga telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau bersabda,

إذا اتخذ الفيء دولا ، والأمانة مغنما ، والزكاة مغرما ، وتعلم لغير الدين ، وأطاع الرجل امرأته ، وعق أمه ، وأدنى صديقه ، وأقصى أباه ، وظهرت الأصوات في المساجد ، وساد القبيلة فاسقهم ، وكان زعيم القوم أرذلهم ، وأكرم الرجل مخافة شره ، وظهرت القينات والمعازف ، وشربت الخمور ، ولعن آخر هذه الأمة أولها فليرتقبوا عند ذلك ريحا حمراء وزلزلة وخسفا ومسخا وقذفا وآيات تتابع كنظام بال قطع سلكه فتتابع

“Jika harta rampasan perang dijadikan kas negara (tidak lagi diberikan kepada orang yang ikut perang), amanah dijadikan rebutan, jatah zakat dikurangi, selain ilmu agama banyak dipelajari, lelaki taat kepada wanita dan memperbudak ibunya, orang lebih dekat kepada temannya dan menjauh dari ayahnya, banyak teriakan di masjid, yang memimpin kabilah adalah orang yang bejat (fasik), yang memimpin masyarakat orang yang rendah (agamanya), orang dimuliakan karena ditakuti pengaruh buruknya, para PENYANYI WANITA  tampil di permukaan, khamr diminum, dan generasi terakhir melaknat generasi pertama (sahabat), maka bersiaplah ketika itu dengan adanya angin merah, GEMPA BUMI, manusia ditenggelamkan, manusia diganti wajahnya, dilempari batu dari atas, dan berbagai tanda kekuasaan ALLAH (musibah) yang terus-menerus, seperti ikatan biji manik-manik yang putus talinya, maka biji ini akan lepas satu-persatu.”

(HR. Turmudzi, Beliau mengatakan : Terdapat hadis semisal dari Ali, hadits ini gharib, tidak kami jumpai kecuali dari jalur ini)

Baca Selengkapnya di https://aslibumiayu.net/19933-apa-penyebab-gempa-bumi-salah-satunya-akibat-merajalelanya-musik.html

Wallahu waliyyut taufiq.

Semoga bermanfaat.
Baarakallahu fiykum.


EmoticonEmoticon